Coming Soon Sidparcab 2017

Pertemuan Pramuka Penegak Pandega se-Bojonegoro.

BERSATU, BERSINERGI, BERKOLABORASI

Dewan Kerja Cabang Bojonegoro Masa Bakti 2020-2025

DOWNLOAD

KTA SIPA PESERTA EJGSI

HALAMAN RESMI

BRAIN CHALLENGE EAST JAVA GREEN SCOUT INNOVATION 2020

Kamis, 25 Juni 2020

Pandemi Tidak Menyurutkan Dewan Kerja Untuk Kaderisasi




Hari ini, Rabu 24 Juni 2020 Dewan Kerja Cabang Bojonegoro melakukan live on instagram bersama Dewan Kerja Nasional Kak Andi Saribulan S dalam kegiatan “Ngobrol Inspiratif” berbasis online dengan mengambil tema “Kaderisasi di Tengah Pandemi. Kegiatan diikuti oleh kakak-kakak dari DKR, Saka, dan Gudep, baik dari dalam maupun luar kabupaten Bojonegoro.
Covid-19 sangat luar biasa. Semua aktivitas hampir lumpuh, termasuk organisasi Pramuka. Berbicara tentang organisasi, tidak akan lepas dengan yang namanya kaderisasi. Menurut Kak Bulan kader itu sendiri adalah sebuah pelatihan. Yang dalam pelatihannya, kita harus mengikuti dan menerapkan agar kaderisasi terus berjalan.
Menurut Kak Bulan, kaderisasi sangat penting contohnya saja di Dewan Kerja. Di Dewan Kerja ada yang namanya masa bhakti, dimana waktu kita terbatas tidak akan selamanya ada atau eksis di Dewan Kerja . Oleh karena itu, kader harus dipersiapkan dari sekarang sebagai salah satu tanggungjawab kita untuk mempersiapkan kader terbaik. Dalam kondisi seperti ini, ada kemungkinan kegiatan – kegiatan tertunda walaupun masa bhakti terus berjalan.
Apakah termasuk tantangan atau hambatan kaderisasi di tengah pandemi seperti ini? Kaderisasi di saat ini merupakan tantangan untuk kita semua. Kegiatan yang biasanya di lakukan secara tatap muka, sekarang bisa di lakukan secara lebih variatif seperti dengan virtual. Karena sebenarnya setiap masa ada hambatan/tantangannya masing-masing. Akan tetapi, tantangan tersebut biasanya menyesuaikan dengan anggota Dewan Kerja baru, dengan pemikiran Pengurus Kwartir yang baru. Namun untuk saat ini, tantangannya tidak terlihat seperti Covid-19 ini.
Langkah apa yang harus dilakukan ketika masa bhakti Dewan Kerja selesai di tengah pandemi? Menurutnya, langkah pertama adalah harus di bicarakan dulu dengan internal, selebihnya kita berbicara dengan Kwartir untuk meminta saran. Karena terkadang, kita purna dengan tidak menyelesaikan program kerja itu rasanya kurang dari hati. Jadi bisa juga kondisional, karena kita tidak tahu kapan pandemi ini akan berakhir. Jadi mau tidak mau kita harus mempersiapkan kader untuk selanjutnya bertanggung jawab atas program kerja kita yang belum terlaksana tersebut karena masa bhakti kita yang sudah selesai. Namun harus tetap konsultasi dengan Kwartir
Di tengah pandemi seperti ini, memang memungkinkan kita untuk memaksimalkan, media online. Namun kondisinya terganggu untuk jaringannya. Bagaimana solusinya? Kalau memang untuk pengkaderan, kita harus berusaha terlebih dahulu. Sama halnya ilmu, kita harus menimba dan menjemputnya. Yang harus di ingat, kita adalah Gerakan Pramuka yang bisa beradaptasi dimana saja seperti halnya tunas kelapa yang bisa hidup dimana saja. Jadi masalah jaringan jangan dibuat hambatan. Intinya “Jangan jadikan kelemahanmu sebagai hambatan, jadikanlah itu sebagai semangatmu”.
Kegiatan real apa yang bisa kita lakukan agar kaderisasi kita terus berjalan? Saat pandemi seperti ini, kegiatan yang bisa kita lakukan mau tidak mau harus berbasis online. Tetapi di beberapa daerah yang sudah New Normal bisa menyesuaikan dengan daerahnya masing – masing, berkegiatan seperti biasanya dengan harus mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan untuk daerah yang grafik penyebarannya masih naik setiap hari, kita harus menunggu sampai kondisi membaik. Disaat kita mau mengabdi kepada organisasi, kita harus egois terhadap diri pribadi terlebih dahulu walaupun sebenarnya kita harus mendahulukan kepentingan organisasi sebelum kepentingan pribadi. Namun kondisi sekarang berbeda dengan biasanya. Perlu kita pahami, setiap daerah pasti kondisinya berbeda dan culture pun berbeda.
Bagaimana cara merawat anggota yang tidak aktif di Dewan Kerja? Menurutnya kita harus melakukan yang pertama pendekatan pribadi kepada yang bersangkutan, karena pasti anggota tersebut memiliki alasan sehingga tidak dapat aktif di Dewan Kerja, entah itu alasannya karena keluarga, finansial, ataupun yang lain. Yang kedua adalah menanyakan keinginannya seperti apa, selanjutnya kita bisa kolaborasikan keinginannya dengan keinginan teman – teman yang lain. Yang perlu di catat adalah, jangan sampai kita mengorbankan anggota yang aktif hanya untuk 1 anggota yang tidak aktif.
Langkah awal apa yang dilakukan untuk kaderisasi di saat New Normal? Mengumpulkan teman – teman, menyamakan misi, melihat keinginan teman dalam berkeinginan menjadi pemimpin. Kenapa saya tidak menyebutkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki seseorang, karena memang kemampuan dan keahlian itu menurut saya bisa di asah, bisa di pelajari. Jadi kemampuan dan keahlian tidak bisa di jadikan patokan untuk mencari kader. Dan menurut orang – orang, yang paling penting adalah attitude.
Apakah kegiatan nasional tidak bisa dilaksanakan secara online? Kegiatan nasional tahun ini di tunda. Karena setiap kegiatan pasti ada goals yang ingin di capai. Kalau kita memaksakan untuk melaksanakan secara online, apakah esensi dari “kemah” itu terpenuhi.
Dewan Kerja seperti apa yang disebut dengan Dewan Kerja ideal? Dewan Kerja yang melakukan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dengan baik. Tupoksi Dewan Kerja sendiri adalah menyusun, merencanakan, memikirkan, melaksanakan, melaporkan, dan mengevaluasi. Dari semua itu, yang paling penting adalah mengevaluasi. Karena di bagian evaluasi kita bisa mencacat apa yang menjadi kekurangan kita dalam melaksanakan kegiatan, dan sebagai bahan perbaikan di kegiatan selanjutnya.

Reporter : Dewi Maria Ulfa (Wakil Ketua DKC Bojonegoro)

x

Minggu, 14 Juni 2020

Gelar Kegiatan Melalui Daring, DKC Bojonegoro Ajak Pramuka Bojonegoro Menjadi Pelopor New Normal

Minggu 14 Juni 2020 Dewan Kerja Cabang Bojonegoro melakukan live on instagram bersama Ketua Dewan Kerja Daerah Jawa Timur Kak Moch. Shofwan Amrullah dalam kegiatan “Ngobrol Inspiratif” berbasis online dengan mengambil tema “Pramuka sebagai Pelopor New Normal”. Kegiatan diikuti oleh kakak-kakak dari DKR, Saka, dan Gudep, baik dari dari maupun luar kabupaten Bojonegoro.
Dialog diawali dengan penjelasan singkat dari narasumber terkait pertanyaan langkah awal apa yang bisa kita lakukan sebagai pramuka? Menurutnya, Pandemi Virus Corona ini mengakibatkan roda perekonomian berjalan lambat, bahkan mencapai minus. Akibat pandemi ini, banyak negara yang mengalami gelombang resesi atau gelombang krisis ekonomi. Yang paling terancam dari Pandemi ini adalah pertama kesehatan dan kedua ekonomi. Jadi kita bisa menyesuaikan apa yang harus dilakukan sesuai dengan keadaan saat ini.
Selain itu, yang harus dilakukan oleh Pramuka adalah mulai berwawasan terkait dengan situasi kondisi dunia, Indonesia, kota, maupun desa masing-masing. Karena dengan wawasan itu pikiran kita bisa terbuka. Pahami keadaan sekarang dengan tetap menggunakan “rules” Baden Powell yaitu senang, sehat, kreatif, dan harus bermanfaat. Contoh berwirausaha.
Pertumbuhan Covid-19 di Indonesia masih tinggi
Apa itu New Normal? Menurut Ketua DKD Jatim pengertian New Normal versi WHO (World Health Organization) dengan versi Pemerintah berbeda.  New Normal  adalah kondisi dimana kita telah menempuh perjalanan Covid-19 dengan pertumbuhan yang semakin menurun, artinya saat grafik melandai itulah yang disebut Normal Baru atau New Normal. Menurut beberapa peneliti, kondisi Indonesia belum memungkinkan dilaksanakan New Normal. Tetapi Pemerintah Indonesia mempunyai alasan yaitu agar perekonomian negara terselamatkan, walaupun sebenarnya dari sudut pandang medis belum bisa di berlakukan New Normal di Indonesia. 
Negara-negara lain yang menerapkan New Normal di kondisi grafik yang masih naik adalah Iran, Pakistan, dan India. Akibatnya, pasien positif bukannya turun tetapi terus bertambah banyak. Kak Shofwan menambahkan, bahwasannya kunci dari suksesnya New Normal adalah peran Masyarakat. Bagaimana masyarakat mau mematuhi protokol kesehatan yang sudah di susun oleh Pemerintah. 
Pramuka sebagai Pelopor New Normal bisa dimulai dari diri sendiri, dengan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan. Kemudian bisa diperluas ke lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat. Dengan memberikan pemahaman kepada mereka tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Atau dengan mengambil peran dalam membantu Gugus tugas Covid-19 daerah atau kota seperti membantu membuat masker atau disinfektan.
Selain membantu sesama, kita juga bisa melakukan hal-hal positif lainnya. Seperti halnya membaca buku, menggali potensi diri yang belum kita ketahui untuk menghasilkan sesuatu hal yang baru. Efek terbesar dari pandemi ini bagi Pramuka adalah terkendalanya seluruh kegiatan Pramuka, mengingat Pramuka adalah kegiatan outdoor. Kita bisa berkegiatan akan tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan. Di masa pandemi ini, kita bisa mengisi waktu dengan memahami apa itu Pramuka, apa tujuan Pramuka sebenarnya. Kita bisa melakukan hal-hal berikut agar menjadi lebih baik, diantaranya: (1) Memikirkan/merencanakan apa yang akan dilakukan nanti setelah pandemic, (2) Kita sebagai pribadi Pramuka mulai menyelami atau menggali bakat dan potensi diri, (3) Kita sebagai pengurus atau Dewan Kerja mulai mengevaluasi pembinaan yang dilakukan selama ini apakah sudah melaksanakan mekanisme atau peraturan dengan baik dan benar, (4) Memanfaatkan/mengambil hikmah dari musibah ini. Sebisa mungkin kita ambil sisi positifnya seperti: lingkungan kita menjadi bersih, kita lebih dapat hidup sesuai dengan PHBS, kita lebih disiplin, dsb. 
Pesan Baden Powell untuk Pramuka adalah: (1) Sehat, (2) Bahagia, (3) memiliki ketrampilan atau trampil, dan (4) Bermanfaat. Pesan Kak Shofwan sebagai Ketua DKD Jawa Timur adalah patuhi Protokol Kesehatan yang di susun Pemerintah.


Reporter : Aulia Canzabella (Bid. Pembinaan dan Pengembangan DKC Bojonegoro)